BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan atau yang sudah akrab
dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat
penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup
kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat
mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang
baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang telah direncanakan.
Karena lingkungan lembaga pendidikan selalu
berubah seiring dengan perkembangan zaman, maka diperlukan komunikasi dalam hal
sistem perencanaan pendidikan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan,
penyusunan perencanaan, pengawasan, evaluasi, serta perumusan kebijakan yang
sangat memerlukan komunikasi sebagai bahan pendukung pada perencanaan
pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan pendidikan
partisipatori.
Dalam perencanaan pendidikan
memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan
organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri
sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan.
Hudson menunjukkan 5 teori perencanaan yaitu radikal, advocacy, transactive, synoptik, dan incremental yang dikatakan sebagai taxonomy.
Perencanaan partisipatori berarti
perencanaan yang melibatkan beberapa yang berkepentingan dalam merencanakan
sesuatu yang dipertentangkan dengan merencanakan yang hanya dibuat oleh
seseorang atau beberapa orang atas dasar wewenang kedudukan, seperti perencana
di tingkat pusat kepala-kepala kantor pendidikan di daerah. Perencanaan
partisipatori banyak melibatkan orang-orang daerah yang memiliki kepentingan
atas obyek yang direncanakan. Karena itu perencanaan partisipatori, memerlukan
informasi dari masyarakat dalam arti perlu pendekatan pada masyarakat untuk
melaksanakan perencanaan pendidikan pada satu tempat (daerah). Dalam arti
hubungan lembaga pendidikan dengan komunikasinya merupakan dasar untuk
memudahkan pelaksanaan perencanaan pendidikan partispatori seperti kebiasaan
lembaga pendidikan dan masyarakat bekerja sama membangun pendidikan. Komunikasi
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat merupakan realisasi teori common
sense dalam komunikasi, bukan teori kompetisi atau teori kontrol.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah
terkait dengan perencanaan pendidikan partisipatori
yang melibatkan beberapa teori perencanaan seperti teori radikal, teori
advocacy, teori transactive, teori sinoptik, teori incremental dan teori
star.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ,
URGENSI DAN RUANG LINGKUP
Dalam investorword.com
didefinisikan “The process
of setting goals, developing strategies,
and outlining tasks
and schedules to accomplish the goals”.
Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat
diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju
tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang
terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kaufman (1972) sebagaimana
dikutip Harjanto, Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan
dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Bintoro Tjokroaminoto
mendefinisikan perencanaan sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pramuji
Atmosudirdjo mendefinisikan perencanaan adalah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaiman melakukannya. SP. Siagiaan
mengartikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y.Dior berpendapat
perencanaan perencanaan adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan
untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang , dalam rangka mencapai sasaran
tertentu.
Berbagai pendapat diatas
menyiratkan bahwa perencanaan merupakan proses yang berisi kegiatan-kegiatan
berupa pemikiran, perhitungan, pemilihan, penentuan dsb. Yang semuanya itu
dilakukan dalam rangka tercapainya tujuan tertentu. Pada hakekatnya perencanaan
merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan)
mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang
guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas
hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan
berkesinambungan.
Perencanaan memiliki urgensi yang sangat
bermanfaat dalam hal antara lain;
1) Standar pelaksanaan dan pengawasan
2) Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3) Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun
kegiatan
4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5) Membantu manager menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan
6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan
pihak terkait
7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
Manfaat yang lain dari perencanaan adalah;
1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin
dicapai
2) Memberikan pegangan dan menetapkan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Organisasi memperoleh standar sumber daya
terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam
melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan
5) Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab
bagi seluruh pelaksana
6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan
secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara
dini.
7) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian
antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
8) Menghindari pemborosan
Dengan adanya standar
pelaksanaan (SOP) dan pengawasan,skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman
kerja dsb. memungkinkan seluruh personil yang terlibat dalam organisisasi atau
tim akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan
efisien.
Kegiatan perencanaan
memiliki ruang lingkup yang sangat luas terkait demensi waktu, spasial, dan
tingkatan dan teknis perencanaannya. Namun demikian ketiga demensi tersebut
saling kait-terkait dan beriteraksi. Masing-masing demensi tersebut adalah
sebagai berikut;
1. Perencanaan dari demensi waktu
Dari demensi waktu
perencanaan mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang (long term planning)
berjangka 10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan
sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. (b) Perencanaan jangka menengah
(medium term planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran dan
uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang
diproyksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum. (c) Perencanaan
jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga perencanaan
jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan
(annual opperasional planning)
2. Perencaan dari demensi spasial
Perencanaan ini terkait
dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional
(berskala nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata
ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu).
3. Perencanaan dari demensi tingkatan teknis
perencanaan
Dalam demensi ini kita
mengenal istilah (a) perencanaan makro (b) perencaan mikro (c) perencanaan
sektoral (d) perencaan kawasan dan (e) perencaan proyek. Perencaan makro
meliputi peningkatan pendapatan nasional, tingkat konsumsi, investasi
pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dsb. Perencanaan
mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan
memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan
keunggulan komparatif dan kompetitif. Perencanaan proyek adalah perencanaan
operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana,
bagaimana dan mengapa.
4. Perencanaan demensi jenis
Menurut Anen (2000)
sebagaimana dikutip Syaiful sagala meliputi ; (a) Perencanaan dari atas ke
bawah (top down planning), (b) perencanaan dari bawah ke atas (botton up
planning), (c) perencanaan menyerong kesamping (diagonal planning), dibuat oleh
pejabat bersama dengan pejabat bawah diluar struktur (d) perencanaan mendatar
(horizontal planning), yaitu perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel
(e) perencanaan menggelinding (rolling planning) berkelanjutan mulai rencana
jangka pendek,menengah dan panjang.(f) perencanaan gabungan atas ke bawah dan
bawah ke atas (top down and button up planning), untuk mengakomodasi
kepentingan pusat dengan wilayah/daerah.
Dalam kegitan pendidikan
lingkup perencanaan meliputi semua komponen administrasi sekolah dalam hal
kurikulum, supervisi, kemuridan, keuangan, sarana dan prasarana, personal,
layanan khusus, hubungan masyarakat, media belajar, ketata usahaan sekolah dsb.
Atau berupa penentuan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos
tujuan, pedoman, kesepakatan (commitment) yang menghasilkan program-program
sekolah yang terus berkembang
B.
TEORI dan
KONSEP PERENCANAAN
Menurut Hudson dalam
Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental,
transaktif, advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981)
dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1. Teori Sinoptik
Disebut juga system
planning, rational system approach, rasional comprehensive planning.
Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan
dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut
visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah,
(b), mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan
penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f)
mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.
2. Teori incemental
Didasarkan pada kemampuan
institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok
untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan
perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada
teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga
pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.
3. Teori transactive
Menekankan pada harkat individu yang
menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga
menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
4. Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang
bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara
empiris, tetapi atas dasar
argumentasi yang rasional, logis dan bernilai
(advocacy= mempertahankan dengan argumentasi).
Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan
umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional,
toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama,
dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat
dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
5. Teori radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi
lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat dengan
cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum
dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang
dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada
pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan
agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula
pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.
6. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima
teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini
menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau
lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi
SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational.
Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada
penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori
diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.
persamaannya:
1. Mempunyai tujuan yang
sama yaitu pemecahan masalah
2. Mempunyai obyek
perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
3. Mempunyai beberapa
persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun
dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
4. Mempertimbangkan dan
menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan
Sedangkan Perbedaannya adalah :
1. Perencanaan sinoptik
lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah dibandingkan
perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data
dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini
yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
2. Perencanaan incremental
lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat bertentangan dengan
perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang
juga cenderung revolusioner.
3. Perencanaan transactive mengedepankan faktor
– faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah satu
metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial
dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih
komprehensif.
4. Perencanaan advocacy cenderung menggunakan
pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan
yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep
kesamaan dan hal keadilan social
5. Perencanaan Radikal
seakan - akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba
(spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan
sinoptik yang memepertimbangkan aturan – aturan yang ada baik akademis/metodologis
dan lembaga pemerintahan yang ada.
C. STRATEGI PERENCANAAN
Pendekatan (strategi)
perencanaan pendidikan terkait erat dengan struktur penduduk. Ada empat
pendekatan dalam perencanaan pendidikan, yaitu ; (1) pendekatan kebutuhan sosial (social demand
approach), (2) pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), (3) pendekatan
untung rugi (cost and benefit), (4) pendekatan cost eefectiveness, dan (5)
pendekatan terpadu. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan.
1. Pendekatan kebutuhan sosial (sosial demand approach)
Pendekatan model ini
didasarkan atas keperluan masyarakat saat ini dan menitik beratkan pada
pemerataan pendidikan seperti wajib belajar (wajar 9 tahun). Kekurangannya
pendekatan model ini adalah; (1) mengabaikan alokasi dalam skala nasional, (2)
mengabaikan kebutuhan perencanaan ketenagakerjaan, (3) cenderung hanya menjawab
problem pemerataan dengan lebih mengutamakan kuantitas daripada kualitas
pendidikan.
2. Pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach)
Pendekatan ini mengutamakan
keterkaitan system pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
Membengkaknya angka pengangguran misalnya menjadi pendorong untuk mempertemukan
gape antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Upaya untuk hal ini misalnya
diberlakukannya system link and match, magang, pendidikan profesi, pengembangan
smk dsb.
3. Pendekatan untung rugi (cost and benefit)
Dalam pendekatan ini
dibuat perhitungan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan untuk
penyelengaraan pendidikan serta keuntungan yang akan siperoleh dari hasil
pendidikan. Pendekatan ini melihat pendidikan sebagai upaya investasi yang
harus memberikan keuntungan nyata pada saat nanti.
4. Pendekatan cost efectiveness
Pendekatan ini
menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mencapai hasil
pendidikan seoptimal mungkin, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidikan ini diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relative
pasti. Seperti dibukannya program magister management, magister bisnis
administrasi, kursus-kursus dsb.
5. Pendekatan terpadu
Yaitu dengan memadukan
keempat pendekatan diatas sunaryo (2000)
Dalam hemat kami, pendekatan terpadu dapat
digunakan untuk menjembatani berbagai kepentingan akan tujuan output
pendidikan. Apalagi dalam islam dikenal akan adanya dua kebutuhan duniawi dan
ukhrowi sehingga pendekatan yang digunakan untuk pendidikan tentu semestinya
mencakup kedua kebutuhan tersebut.
D. MODEL PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Beberapa model perencanaan pendidikan
yang patut diketahui, antara lain:
a. Model Perencanaan Komperehensif
a. Model Perencanaan Komperehensif
Model ini terutama digunakan untuk
menganalisis perubahan-perubahan dalamsystempendidikan secara keseluruhan. Di
samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana
yang lebih spesifik kea rah tujuan-tujuan yang lebih luas.
b. Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya
melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun
waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal:
1. Model untuk menganalisis demografis dan
proyeksi penduduk
2. Model untuk memproyeksikan enrolmen( jumlah
siswa terdaftar ) sekolah
3. Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga
kerja.
c. Model Costing dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan untuk
menganalisis proyek-proyek dalam criteria efisien dan efektifitas ekonomis.
Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel dan memberikan
suatu perbandingan yang paling baik di antara proyek-proyek yang menjadi
alternative penanggulangan masalah yang dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan
didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada
pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan,
dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan
dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.
d. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting
system) bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran
dipandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya. PPBS
merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan keputusan yang lebih
efektif. Beberapa ahli memberikan pengertian, antara lain: Kast Rosenzweig
(1979) mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang sistematik yang
berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan program-program, untuk dicapai,
menemukan besarnya biaya dan alternative dan menggunakan proses penganggaran
yang merefleksikan kegiatan program jangka panjang. Sedangkan Harry J. Hartley
(1968) mengemukakan bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif
yang meliputi program budget sebagai komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh kaena itu, untuk menerapkan PPBS di perlukan pemahaman teori dan praktek.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh kaena itu, untuk menerapkan PPBS di perlukan pemahaman teori dan praktek.
2. PPBS merupakan suatu proses perencanaan
komprehensif. Penerapannya hanya dimungkinkan untuk masalah-masalah yang
kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan pada masalah yang rumit dan
komprehensif.Untuk memahami PPBS secara baik, maka perlu kita perhatikan
sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari PPBS adalah sebagai berikut:
1. Memperinci secara cermat dan menganalisis
secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2. Mencari alternative-alternatif yang relevan,
cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan.
3. Menggambarkan biaya total dari setiap
alternative, baik langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat
ataupun biaya yang akan dating, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uang
4. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap
alternative dan bagaimana alternative itu mencapai
tujuan
5. Membandingkan dan menganalisis alternative
tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling besar
dari suber yang ada dalam pencapaian tujuan ( Jujun S, 1980).
E. MISI, TUJUAN DAN
PROGRAM PERENCANAAN
Setiap perencanaan pada
umumnya memiliki satu tujuan perencanaan yang mencakup langkah keseluruhan
perencanaan, mulai perencanaan strategi sampai keperencanaan operasional.
Dengan demikian proses perencanaan melalui tahap-tahap seperti:
1. Menentukan kebutuhan dasar antisipasi terhadap
perubahan lingkungan atau masalah yang muncul.
2. Melakukan forecasting, menentukan program,
tujuan, misi perencanaan.
3.Menspesifikasi tujuan.
4. Menentukan standar performan.
5. Menentukan alat/metode/alternatif pemecahan.
6. Melakukan implementasi dan menilai.
7. Mengadakan reviu.
Karena itu perencanaan
pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan
kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim
organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan
masyarakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah
bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di
sekitarnya.
Itu sebabnya mengapa perlu
komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi,
saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan
kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah
menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan
organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri
maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.
Khusus para perencana
pendidikan lebih-lebih perencanaan yang bersifat partisipatori yang perencanaan
dilakukan bersama di antara pecinta pendidikan yaitu lembaga pendidikan dan
warga masyarakat. Mereka yang dapat mempengaruhi pendidikan dan dapat
dipengaruhi oleh pendidikan yang di sebut stakeholder.
BAB III
KESIMPULAN
Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil
kesimpulan dan poit penting antara lain ;
- Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama islam, mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur’an yang menekankan hal tersebut.
- Diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.
- Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.
- Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
- Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial
- Diantara teri-teori itu yang dipakai karena sejalan dengan konsep sistem ialah teori synoptic atau analisis sistem dan teori incremental . Kedua teori ini memakai pendekatan sistem, yang satu melaksanakan secara keseluruhan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
- Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidikan antara lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit), pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.
- Perlu komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi, saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta. 2008
Sagala,syaiful. Managemen Strategik dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
Bandung : Alpabeta. 2007
Usman, Husaini, Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan; Bumi Aksara, Jakarta.
2006
Pidarta, Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan
Pendekatan Sistem.
Cet. 3 ; Jakarta : Rineka Cipta. 2005
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
BalasHapusKelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com